Selasa, 01 Mei 2018

Profil Kabupaten Gresik

Gambaran Umum Kabupaten Gresik
Kabupaten Gresik merupakan wilayah dataran yang berbatasan dengan pantai. Terletak di sebelah barat laut dari ibu kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya). Secara  geografis terletak pada koordinat antara  112° sampai 113° Bujur Timur dan 7° sampai 8° Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Gresik sebagai berikut :
Sebelah Utara                    : Laut Jawa
Sebelah Timur                   : Selat Madura
Sebelah Barat                    : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan                 : Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Gresik
Kabupaten Gresik terdiri dari 18 kecamatan, 330 desa, dan 26 kelurahan. Dua kecamatan yang berada di Pulau Bawean adalah Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Secara umum, wilayah Kabupaten Gresik dibagi menjadi dua, yaitu Gresik daratan dan Pulau Bawean. Kabupaten Gresik memiliki luas 1.191,25 km2. Penduduk Kabupaten Gresik berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 1.270.702 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 630.017 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 640.685 jiwa.
Gambar 1.2 Peta Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Fungsi Kabupaten Gresik dalam Ruang Lingkup Hulu dan Hilir
Kondisi geografis Kabupaten Gresik merupakan daerah hilir aliran sungai. Daerah hilir Sungai Bengawan Solo meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) kali Madiun, sebagian Kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa Ujung Pangkah, Gresik. Delta Sungai Bengawan Solo berada di daerah Sidayu wilayah Kabupaten Gresik. Pada delta ini sengaja dibuat kanal oleh manusia, tepatnya sejak zaman Hindia Belanda. Delta Bengawan Solo ini menghasilkan sedimentasi sebanyak 17 juga ton lumpur per tahun. Delta Pangkah merupakan hasil modifikasi Sungai Bengawan Solo di bagian hilir.
Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk menghindari pendangkalan di Selat Madura. Endapan dibawa oleh aliran Bengawan Solo dari ujung hingga hilir. Delta buatan yang merupakan hasil rekayasa yang berada di sebelah utara Kabupaten Gresik. Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk menghindari pendangkalan di Selat Madura. Delta tersebut bernama Delta Pangkah karena berada di wilayah administratif Desa Ujung Pangkah.
DAS bagian hilir berfungsi untuk pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. Keberadaan sektor kehutanan di daerah hulu yang terkelola dengan baik dan terjaga kelanjutannya dengan didukung oleh prasarana dan sarana di bagian tengah akan dapat mempengaruhi fungsi dan manfaat DAS tersebut di bagian hilir, baik untuk pertanian, kehutanan maupun untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat secara keseluruhan.


Potensi Unggulan Kabupaten Gresik
a.       PERTANIAN
Kabupaten Gresik memiliki potensi unggulan di bidang pertanian yaitu tingginya produksi padi, jagung dan kedelai. Hal tersebut didukung dengan luasnya lahan pertanian di Kabupaten Gresik yaitu seluas 73.528 Ha. Penduduk Kabupaten Gresik juga banyak yang bekerja sebagai petani, sehingga dapat mendukung produksi pertanian di Kabupaten Gresik. Tercatat pada tahun 2011 jumlah produksi gabah kering giling sebanyak 296.886,32 ton, jagung sebanyak 76.366,27 ton dan kedelai sebanyak 1.388,70 ton.
b.      PERKEBUNAN
Dalam bidang perkebunan, Kabupaten gresik memiliki potensi keberhasilan dalam memproduksi tebu, kopi, kakao, mente dan kelapa. Akan tetapi hasil perkebunan tidak sebanyak hasil  pertanian karena memang lahan perkebunan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pertanian yaitu seluas 6.617 Ha, hal tersebut dikarenakan memang tanah di Kabupaten Gresik lebih cocok untuk ditanami hasil pertanian daripada perkebunan. Pada tahun 2011 tercatat hasil perkebunan di Kabupaten Gresik produksi tebu sebanyak 12.177 ton, kopi sebanyak 59,40 ton, kakao sebanyak 5,01 ton, mente sebanyak 35.520 ton, dan kelapa sebanyak 2.191,60 ton.
c.       PETERNAKAN
Penduduk Kabupaten Gresik juga banyak yang memiliki ternak sehingga dapat meningkatkan produksi ternak di Kabupaten Gresik sendiri. Hewan ternak yang dimiliki penduduk Kabupaten Gresik pada tahun 2011 tercatat sebanyak 3.555.178 ekor, dengan perincian sapi 52.939 ekor, sapi perah 587 ekor, kerbau 176 ekor, kuda 236 ekor, kambing 57.511 ekor, domba 30.134 ekor, ayam ras petelur 133.045 ekor, ayam bukan ras 640.840 ekor, ayam ras pedaging 2.600.000 ekor, itik 26.450 ekor, dan angsa sebanyak 13.260 ekor. Populasi paling banyak adalah ayam karena memang hasil dari ayam dibutuhkan sehari-hari seperti telur ataupun daging ayam. Sedangkan untuk sapi ataupun kambing kebanyakan para petani yang memeliharanya karena hewan ternak mereka diberikan makan dari daun-daun pertanian mereka sehingga keuntungannya berlipat ganda.
d.      PERIKANAN
Gresik memiliki kelebihan dalam bidang perikanan tercatat pada tahun 2011 mencapai angka 43.954,66 ton. Angka tersebut didapat dari penangkapan ikan dari laut, sungai, waduk, budidaya tambak payau, kolam, dan tambak tawar. Mengingat posisi gresik yang memang strategis untuk meningkatkan potensi perikanan daerah sehingga petani tambak juga juga memanfaatkan jenis air di Kabupaten Gresik yang memang cocok untuk memelihara ikan untuk meningkatkan hasil tambaknya.
e.       INDUSTRI
Gresik memiliki potensi di bidang industri sehingga para investor banyak yang menanam modal di Kabupaten Gresik. Hal tersebut dikarenakan Gresik terletak tidak jauh dari Kota Surabaya sehingga investor memilik mengembangkan sayap bisnisnya di Kabupaten Gresik. Dulu sebelum terjadinya lumpur lapindo investor lebih memilih menanam sahamnya di Kabupaten Sidoarjo, tetapi sejak adanya lumpur lapindo investor lebih memilih menanam saham di Kabupaten Gresik mengingat letak Kabupaten Gresik yang sama-sama dekat dengan Kota Surabaya dan pada tahun 2011 mampu memberikan investasi daerah sebesar Rp 8.843.227.680.000,-.
Disamping industri skala besar, Kabupaten Gresik juga memiliki industri kecil yang juga dapat mempengaruhi PDRB. Industri kecil tersebut meliputi industri kerajinan dan makanan, diantaranya :
  1. Industri Sarung Tenun Tradisional, dimana sentra produksi industri tersebut berada di Kecamatan Benceng dan Kecamatan Cerme dengan jumlah produksi 700-1400 kodi/bulan
  2. Kerajinan Kulit / Imitasi, dengan sentra produksi yang terletak di Kecamatan Benjeng
  3. Kerajinan Rotan dan Pelepah Pisang, dimana sentra produksi kerajinan tersebut terletak di Kecamatan Wringinanom
  4. Mebel Rotan, dengan sentra produksi yang terletak di Kecamatan Wringinanom, Kecamatan Menganti, dan Kecamatan Panceng
  5. Kerajinan Ukir dan Mebel meliputi kerajinan perak, logam kuningan, kerajinan ukir pintu dan jendela dengan dimana rumah produksinya terletak di Kecamatan Kebomas, Kecamatan Wringinanom, Kecamatan Sidayu, dan Kecamatan Cerme
  6. Kerajinan Songkok, dimana sentra produksinya terletak di Kecamatan Bungah dan Kecamatan Manyar
  7. Kerajinan Garmen seperti kerudung, bordir, sulam, peyet, perlengkapan haji, busana muslim, dan perlengkapan sholat dimana tempat produksinya terletak di Kecamatan Bungah, Kecamatan Dukun, Kecamatan Cerme dan Kecamatan Ujung Pangkah
  8. Damar Kurung yang merupakan khas dari Gresik, dengan sentra produksi yang terletak di Kecamatan Gresik
  9. Makanan Khas Gresik seperti pudak, ayas, jubung, dan otak-otak bandeng
  10. Kerupuk dengan berbagai jenis seperti kerupuk ikan, kerupuk udang dan kerupuk bandeng
f.       PERDAGANGAN
Dalam bidang perdagangan, pemerintah Kabupaten Gresik pada tahun 2011 menerbitkan 973 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan memberikan nilai investasi sebesar Rp 367.500.000,-
g.      PARIWISATA
Untuk sektor pariwisata, Kabupaten Gresik memiliki potensi wisata alam paling banyak terdapat di Pulau Bawean sedangkan untuk wisata budaya lebih condong ke Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas yang paling banyak terdapat wisata budaya nya.


Permasalahan di Kabupaten Gresik

  1. Lemahnya kompetensi perencana di tingkat satuan pendidikan
  2. Kurangnya pengawasan dalam pengalokasian dana pendidikan yang berasal dari APBD, DAK, DID, dan berbagai sumber anggaran lainnya
  3. Output sekolah menengah kejuruan masih belum terakomodasi dalam dunia kerja
  4. Data pokok pendidikan belum terintegrasi dalam sistem informasi perangkat daerah dan belum evaluasi terkait validasi data pokok yang dicantumkan oleh setiap satuan pendidikan
  5. Penyelenggaraan pendidikan di daerah pinggiran, kepulauan Bawean, dan daerah pedesaan belum diikuti dengan distribusi tenaga pendidik yang berkompetensi
  6. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal masih didirikan oleh masyarakat belum berbadan hukum Indonesia
  7. Angka kasus kematian ibu hamil masih tergolong tinggi
  8. Beberapa desa di Kabupaten Gresik termasuk dalam kategori daerah kritis kekeringan air atau rawan air
  9. Pembuangan sampah di Kabupaten Gresik masih dikumpulkan di TPA Ngipik yang merupakan lahan milik PT Semen Indonesia Tbk, hal tersebut menyebabkan investasi dan bantuan terkait dengan pengelolaan sampah sulit masuk sehingga pengembangan pengelolaan sampah terlambat. Sedangkan di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak sama sekali belum terdapat pengelolaan sampah
  10. Pengelolaan limbah di Kabupaten Gresik masih belum ada regulasi nya sehingga pembuangan limbah masih tidak dikelola dengan baik dan menyebabkan rusaknya lingkungan pesisir dan ekosistemnya
  11. Di wilayah perkotaan Gresik terutama di wilayah Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Manyar sering tergenang banjir akibat saluran tersier dan sekunder memiliki dimensi yang terlalu kecil, tersumbat sampah, dan bozem-bozem yang tidak lagi berfungsi akibat pendangkalan dan pengurukan menjadi kawasan permukiman. Sedangkan di Pulau Bawean kondisi drainase nya kecil dan diperparah dengan sering tertimbunnya longsoran tanah dari lereng-lereng bukit dan kebun disekitarnya
  12. Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan aturan pembangunan perumahan, buruknya kondisi jalan lingkungan sebagai aksesbilitas penduduk menuju kawasan perumahan dan permukiman, belum semua perumahan dan kawasan permukiman dilayani oleh PDAM, beberapa daerah belum disediakan makam
  13. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan investor dalam mengurus izin mendirikan bangunan dan mentaati ketentuan-ketentuan didalamnya
  14. Belum terlaksananya pembangunan jalan tol gresik-lamongan
  15. Tingginya investasi yang masuk mengakibatkan tingginya perubahan alih fungsi lahan
  16. Tingginya sedimentasi di hilir sungai di pantai utara Kabupaten Gresih, khususnya di Kecamatan Ujung Pangkah dan Kecamatan Panceng yang kemudian di kavling oleh oknum masyarakat dan di sertifikatkan sebagai tanah milik pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Profil Kabupaten Gresik

Gambaran Umum Kabupaten Gresik Kabupaten Gresik merupakan wilayah dataran yang berbatasan dengan pantai. Terletak di sebelah barat laut ...